Selasa, 09 Oktober 2012

Tepatkah Pilihan TNI-AL dengan SH-2G Seaspirit

Pemerintah tampaknya telah kepincut untuk membeli helikopter Seasprite, demi memperkuat skuadron helikopter TNI AL. Tahun 2012 ini, akan tiba 6 helikopter Seasprite dilengkapi senjata antikapal selam, serta lima Seasprite yang dipersenjatai antikapal permukaan.
  SH-2G Seaspirit

Tambahan alutsista ini akan mengisi kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. “Helikopter merupakan ‘mata’ dan’telinga’ dari kapal tempur kita. Seasprite memiliki kelebihan: manuver, fleksibilitas, jangkauan, serta pendeteksian yang lebih cepat, ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati.

Rencananya 11 Helikopter Seasprite yang akan dibeli, ditempatkan di KRI yang memiliki halipad.

Seasprite mampu terbang dengan kecepatan tinggi serta mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam. Hasil pendeteksiannya akan dikirim ke kapal perang, untuk melakukan penangkalan.

Mengapa Seasprite ?

Apakah pemilihan helikopter Seasprite sudah tepat ?. Baru baru ini militer Selandia Baru mengeluhkan penggunaan Seasprite. Insinyur Selandia Baru menyatakan Helikopter Seasprite SH-2G susah dirawat dan memiliki jam terbang lebih pendek dari yang ditentukan.

Seasprite Selandia Baru hanya mampu terbang 882 jam sebelum masuk perawatan berat. Padahal menurut pabriknya, Seasprite bisa terbang 1240 hingga 1370 jam, sebelum perawatan. Korosi dan meningkatnya getaran pesawat, merupakan persoalan utama sehingga jam terbang helikopter lebih singkat.

Selandia baru memiliki 5 heli Seasprite yang beroperasi di Fregat kelas Anzac sejak tahun 2001. Namun hingga kini hanya satu yang beroperasi. Sisanya dalam perbaikan. “Dua seasprite dalam perbaikan berat dan dua laginya menunggu perbaikan berat”, ujar Menteri Pertahanan Selandia Baru, Jonathan Coleman. Biaya perawatan keempat Heli itu cukup besar, Rp 7 milyar, sekali bongkar keempat helikopter.

Juru bicara Departemen Pertahanan Selandia Baru, Wayne Mapp mengatakan, mempertahankan penggunaan Seasprite hanya akan menambah persoalan bagi militer mereka.

Beli Seasprite ?

 
Apakah Indonesia akan tetap membeli helikopter Seasprite, sementara Selandia Baru berencana menghentikan operasinya,..?????

Helikopter SH-2 Seasprite sudah dipensiunkan oleh Angkatan Laut AS. Seasprite juga ditolak AL Australia. Kini Angkatan Laut Selandia Baru akan mempensiunkan 5 unit SH-2 Seasprite mereka. Jangan jangan Indonesia hendak membeli Seasprites eks Selandia Baru ini.

Alternatif lain selain Seasprite
 
Membeli senjata yang menggentarkan lawan. Inilah doktrin yang dipegang TNI. Akankah doktrin ini berlaku untuk helikopter TNI AL.
Ada beberapa jenis helikopter yang dinilai layak untuk beroperasi di kapal perang TNI.

Yang paling populer adalah Eurocopter AS565 MB Panther. Sonar Panther dapat mendeteksi kapal selam dalam jarak jauh dari berbagai kedalaman laut, di luar jangkauan torpedo kapal perang lawan.

 
 Eurocopter AS565 MB Panther

Panther merupakan helikopter paling sempurna untuk antikapal selam atau anti-submarine warfare (ASW). Panther juga siap melakukan serangan torpedo baik saat di udara, maupun ketika masih di deck kapal. Dia bisa menyerang kapal selam tanpa harus mendekati kapal tersebut. Panther juga didisain untuk surveilans serta anti kapal permukaan.

Ia mampu terbang selama 4 jam (bagus untuk helikopter ukuran sedang) dan dipersenjatai peluru kendali jarak menengah untuk menghancurkan sasaran di luar cakrawala (OTHT).

Apakah Indonesia membutuhkan Eurocopter AS565 MB Panther ? TNI seharusnya mengutamakan armada helikopter pengintai dan anti kapal selam, untuk mempertajam indra kapal perang RI. Keperluan meningkatkan daya gentar Indonesia di laut bukan berlebihan, karena Indonesia negara maritim terbesar.
 
 Super Lynx Helicopter

Saat ini TLDM Malaysia menggunakan Helikopter Super Lynx sebagai anti-submarine warfare (ASW) mengganti Heli Westland Wasp yang pensiun. Sementara Singapura memesan 24 heli MH-60R Seahawk Romeo untuk mengganti S-70-B Seahawk dan membatalkan proyek pengadaan Heli Seasprite. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar