KRI Klewang yang sejatinya akan diserahterimakankan oleh PT
LUNDIN kepada TNI Angkatan Laut terbakar pada Jumat 28 September 2012,
belum genap satu bulan sejak kapal yang diklaim anti radar ini
diluncurkan. KRI Klewang terbakar habis, tidak meninggalkan barang yang
tersisa. Diketahui KRI Klewang terbakar karena arus pendek.
Informasi menyebutkan, TNI Angkatan Laut tetap akan memesan kapal
sejenis KRI Klewang. Bagi saya ini sebuah kabar baik. Artinya TNI AL
tidak "phobia" dalam rencananya untuk menggunakan alutsista dalam
negeri khususnya KRI Klewang. Dan akan menjadi tantangan dan motivasi
penuh bagi PT LUNDIN sebagai pembuat KRI Klewang dengan eksperimennnya
yang lebih lanjut untuk menghasilkan kapal sejenis ini yang lebih baik.
Kita kutip pernyataan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamanana Soeparno
yang mengatakan bahwa KRI Klewang berikutnya harus dibuat dengan bahan
yang lebih kuat. "Jelas bahannya harus lebih kuat. Jangan komposit kayak
KRI Klewang yang kemarin. Bisa terbakar lagi gara-gara korsleting
listrik," kata Soeparno, Kamis, 11 Oktober.
Bagaimana jika KRI Klewang yang nantinya akan dipesan TNI Angkatan Laut terbuat dari bahan baja alias bukan lagi dari bahan komposit? Apakah akan membuat kemampuan anti radarnya hilang? Soeparno menjamin bahwa antiradar bakal menjadi fitur yang harus dipertahankan kendati bahan pembuat kapal sudah berganti. Sebab, teknologi antiradar masih bisa digunakan kendati bahan kapal dari baja.
Pendapat beliau benar, tapi pertanyaannya apakah PT LUNDIN sanggup membuat kembali KRI Klewang dengan mempertahankan fitur anti radar dengan menggunakan bahan lain seperti baja atau logam lainnya?. Pemilihan bahan komposit oleh PT LUNDIN untuk membuat KRI Klewang berkemampuan anti radar, mungkin adalah kemampuan maksimal PT LUNDIN. Ini pandangan saya untuk saat ini, untuk menggunakan jenis bahan lain bukan berarti PT LUNDIN tidak bisa, namun mungkin butuh eksperimen kembali.
Menurut saya, ada 2 kemungkinan kemampuan KRI Klewang berikutnya,
jika memenuhi permintaan TNI agar KRI Klewang tidak dibuat lagi dari
bahan komposit. Karena jelas, bahan komposit dan bahan logam berbeda.
Bahan logam mudah memantulkan sinyal radar ketimbang bahan komposit, ini
tidak baik untuk sebuah kapal anti radar.
Pertama, KRI Klewang menggunakan bahan selain bahan komposit, namun fitur anti radar berkurang atau hilang sama sekali. Ini bisa dibangun kembali dalam waktu yang relatif singkat karena PT LUNDIN sudah menguasai teknologinya.
Kedua, KRI Klewang menggunakan bahan selain bahan komposit dengan
tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan fitur anti radarnya. Hal
ini mungkin saja, namun saya kira PT LUNDIN harus kembali melakukan
penelitian. KRI Klewang semacam ini mungkin dibuat kembali tetapi jelas
bukan dalam kurun waktu dekat karena PT LUNDIN harus kembali melakukan
penelitian.
"Sebuah kapal perang anti radar yang mudah terbakar akan tetap aman dan menakutkan bagi musuh selama memiliki sistem kelistrikan yang baik, manuver yang cepat, jarak tempuh jauh, mesin kuat dan dengan kelengkapan senjatanya"
Bagi saya yang memiliki pandangan sebagai orang awam dengan alih
teknologi semacam ini, tidak masalah KRI Klewang dibuat kembali dengan
bahan bahan komposit selama dipastikan memiliki sistem kelistrikan yang
baik atau penanggulangan korslet atau kebakaran yang jitu.
Sebuah kapal perang anti radar yang mudah terbakar akan tetap aman dan
menakutkan bagi musuh selama memiliki sistem kelistrikan yang baik,
manuver yang cepat, jarak tempuh jauh, mesin kuat dan dengan kelengkapan
senjatanya. Boleh saja berfikir apa yang akan terjadi jika sebuah kapal
perang mengalami korslet atau tertembak, apakah langsung terbakar
sepenuhnya atau tidak. Tapi yang lebih baik adalah bagaimana caranya
agar sebuah kapal perang sulit ditembak dan dipastikan kelistrikan aman,
atau bila ada kebakaran maka ada suatu sistem yang handal untuk
mengantisipasi kebakaran tersebut. Berbicara memang mudah karena kapal
semacam ini pasti harus dioperasikan oleh personil-personil terlatih dan
paham dengan seluk beluk kapal.
Saya cuma berharap kemampuan anti radar berikutnya dari KRI Klewang
tidak berkurang atau hilang sama sekali, karena bila hal ini terjadi
maka ini sebuah kemunduran. Adakan pembenahan, bukan pengurangan. Maju
terus TNI AL dan PT LUNDIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar