Diawali dengan alih kodal dari Panglima Komando Tugas Amfhibi
(Pangkogasfib) ke Panglima Komando Tugas Gabungan Darat
(Pangkogasgabrat) dengan di BKO-kannya satu Batalyon Marinir untuk
memperkuat dalam rangka operasi darat gabungan di wilayah yang telah
dikuasai pemberontak.
Operasi yang dilaksanakan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh
pemberontak, dengan melakukan manuver serangan oleh Yonif 509 Kostrad di
sektor kiri, Yonif 514 Raider Kostrad di sektor tengah dan Yonif 3
Marinir di sektor kanan.
Menurut Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 3 Marinir, Letkol Mar
M. Reza, pasukan yang bergerak menuju sasaran banyak menerima
hadangan-hadangan di kantong-kantong pertahanan musuh, sehingga
pertempuran tak terelakan lagi. Dengan sistem hit and run pasukan
pemberontak menyerang pergerakan pasukan Marinir, dan pertempuran sengit
terjadi di Kawasan Gunung Pocong yang merupakan kantong pertahanan
pemberontak.
Dalam serangan itu, kata Letkol Mar Reza, pasukan Marinir
melaksanakan gerakan dengan formasi 1 Kompi depan yang mengeluarkan ton
kawal depan diperkuat 2 Tank BMP 3F, 1 Kompi Dankotis sebagai induk
pasukan, dan 1 Kompi bergerak dibelakang dengan mengeluarkan ton kawal
diperkuat 2 Tank BMP 3F, serta mengeluarkan pengamanan lambung kanan dan
lambung kiri poros, berhasil menembak mati 22 orang pemberontak,
menangkap 2 orang, dan mendapatkan 18 pucuk senjata serta sejumlah
dokumen penting.
Kemudian pasukan Marinir melanjutkan pergerakan untuk menyerang GT 1
di wilayah Komplek Cipta Graha, dan di sektor ini pun pertempuran
sengit terjadi, pemberontak yang diperkuat 1 Ton Tank dapat dilumpuhkan.
Selanjutnya, melaksanakan operasi pembersihan kampung dan berhasil
melumpuhkan pemberontak yang tersisa, sehingga pada saat itu sasaran
telah dinyatakan terebut dan di kuasai pasukan Batalyon Infanteri 3
Marinir, yang selanjutnya melaksanakan penyekatan terhadap pelarian
pemberontak dari Kaubun yang di gempur pasukan kawan Yonif 509 dan Yonif
514 Raider.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar