Banyaknya
pesawat militer baru yang dibeli membuat kebutuhan penerbang semakin
tinggi. Guna memenuhi kebutuhan itu, Mabes TNI merekrut calon penerbang
pesawat tempur, angkut, dan helikopter dari kalangan sipil.
Ketua Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP, Marsekal Muda TNI Bambang Wahyudi, mengatakan penerimaan perwira PSDP penerbang TNI diarahkan untuk dapat mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) berupa pesawat TNI, baik fix wing maupun rotary wing (helikopter).
"Yang lulus nanti disiapkan dan diharapkan menjadi penerbang-penerbang andal TNI," ujar dia dalam pembekalan calon siswa PSDP di Skadik-502, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (18/11).
Bambang yang sehari-hari menjabat sebagai Asisten Personel Panglima TNI menegaskan TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekruitmen ini. Karenanya, dalam tahapan seleksi selalu dilaksanakan secara ketat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.
Untuk rekruitmen seperti ini TNI tidak mengharuskan kuota bisa dipenuhi. Alokasi penerimaan calon perwira siswa PSDP penerbang TNI tahun 2012 sejumlah 25 orang, terdiri dari 15 orang TNI AD dan 10 orang TNI AU. "Namun perlu dipahami bahwa jumlah alokasi bukan suatu keharusan apabila jumlah yang memenuhi syarat tidak memenuhi alokasi tersebut," jelas dia.
Standar kelulusan menjadi prajurit TNI relatif lebih ketat dibandingkan standar kelulusan profesi lainnya sebab tantangan, peran, dan tugas TNI pada waktu mendatang semakin berat dan kompleks. "Apalagi yang disiapkan menjadi penerbang militer," kata dia.
Lulus-tidaknya calon siswa ini didasarkan pada pertimbangan hasil pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh dari semua aspek yang diujikan dan diperiksa. "Kolusi pada proses penerimaan prajurit TNI harus dicegah dan dihapuskan. Bentuk-bentuk nepotisme tidak berlaku," ujar Bambang.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP, Kolonel Inf Herman Waluyo, menambahkan lulusan rekruitmen ini akan menjalani ikatan dinas pendek sebagai perwira TNI selama 5–10 tahun. "Setelah itu bisa dinas di luar atau tetap melanjutkan dinas di TNI," kata dia.
Siswa yang lulus akan menjalani pendidikan selama sekitar 33 bulan untuk kemudian dilantik sebagai letnan dua. Pendidikan berlangsung di Yogyakarta dan Solo. "Lokasinya sama dengan yang lulusan dari akademi TNI, tapi mereka dalam kelas sendiri," tutur dia.
Dalam rekruitmen kali ini, seluruh calon adalah laki-laki. "Tidak menutup kemungkinan ada wanita, sesuai kebutuhan," imbuh dia.
Seleksi tahap pertama tingkat pusat berlangsung di Jakarta hingga 30 November. Selanjutnya, tahap kedua dilangsungkan di Yogyakarta untuk tes bakat terbang pada 8–22 Januari 2013. Bagi yang lulus seleksi tahap kedua akan mengikuti pendidikan pertama dimulai 1 Februari 2013 di Solo selama lima bulan dan dilanjutkan bina kelas dan bina terbang selama 28 bulan di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar