Senin, 19 November 2012

Doktrin TNI AD Harus Disesuaikan Dengan Kedatangan MBT Leopard

 
Meskipun TNI AD kini sudah diperkuat tank Tempur utama Leopard yang berkemampuan ofensif, namun Doktrin pertahanan TNI tetap akan difokuskan untuk menjaga dan mempertahankan NKRI, seperti yang dikatakan Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Saat ditanya soal rencana penempatan tank-tank tempur canggih itu, Menhan mengatakan : "Doktrinnya untuk menjaga kedaulatan negara kita ini. Soal penempatan tank Leopard, nanti akan diserahkan kepada TNI AD dengan tetap berkoordinasi dengan Kemhan.”

Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto sebelumnya mengatakan sudah saatnya Indonesia merumuskan ulang doktrin pertahanannya. Untuk kedatangan Leopard itu, Indonesia belum memiliki doktrin untuk tank berat.
“Selama ini kita menggunakan doktrin infanteri. Tank hanya digunakan untuk membantu pasukan infanteri,” katanya. Doktrin kavaleri berat, kata dia, yang bisa bertempur mandiri juga harus dibentuk. Dengan rencana pembelian heli serbu apache, pemerintah juga harus mengubah doktrin.

Menurut Andi, saat ini tinggal Angkatan Darat yang belum memperkuat doktrin, sementara Angkatan Laut dan Udara dinilai sudah mapan dalam pembentukan doktrin. Kemudian, Kemhan juga harus mengembangkan doktrin gabungan ketiga matra agar senjata masing-masing angkatan bisa dikerahkan dalam operasi militer gabungan. “Senjata masing-masing angkatan itu harus bisa dikerahkan dalam satu operasi militer gabungan,” katanya.

Seperti diketahui, Indonesia sudah merevisi dua kali doktrin pertahanannya. Pertama saat era reformasi dimulai dan terakhir pada 2007. “Sekarang sedang direvisi. diharapkan segera diluncurkan karena revisinya sudah selesai,” kata Andi. Setelah revisi doktrin pertahanan selesai barulah dilakukan revisi doktrin angkatan dan diperkirakan semua doktrin selesai pada 2014 mendatang.
Doktrin militer adalah pokok pemikiran yang menyangga kebijakan pertahanan. Doktrin bersifat menerangkan dan menjelaskan, sedangkan kebijakan bersifat mengarahkan dan menentukan. Landasan doktrin adalah sejarah dan pengalaman, jadi bukan berarti doktrin TNI AD tidak boleh diubah. Doktrin berkembang sebagai respon dari perubahan politik atau latang belakang strategi, atau sebagai hasil dari teknologi baru seperti TNI AD yang kini diperkuat oleh Leopard.

Doktrin militer bukan falsafah, dogma ataupun ajaran-ajaran yang sifatnya abadi. Doktrin militer bersifat dinamis, karena doktrin tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan politik, perkembangan teknologi, perkembangan kemajuan militer, dan perkembangan ekonomi. Dengan demikian doktrin militer memang harus dikembangkan dan dikaji ulang sesuai dengan tuntutan yang harus dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar