Bersamaan dengan pembelian 103 buah tank temput berat Leopard 2 dari
varian Leopard 2A4 dan varian Leopard MBT Revolution, TNI AD juga
mendapat jatah setidaknya 50 buah tank bersenjata pengangkut personel
Marder, yang juga buatan pabrikan Jerman, Rheinmetall.
Kalau
dilihat dari riwayat hidupnya, Marder ini sebenarnya bukan produk yang
anyar gres. Prototipe awalnya saja dirancang tahun 1960-an, dengan
produksi perdana pada 1971, yang dilanjutkan dengan sejumlah varian
pengembangan hingga tahun 1990-an. Bahkan saat ini sebagian Marder
varian awal di Jerman sana sudah akan digantikan oleh generasi yang
lebih baru yaitu Puma.
Meski begitu, kehadiran Marder di tanah air
tetap akan mengubah kekuatan TNI AD. Soalnya boleh dibilang inilah kali
pertama TNI AD mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja pengangkut
personel yang punya daya gebuk jauh lebih baik dari yang selama ini
dimiliki. Memang, dari segi pengategorian, Marder ini tergolong apa yang
diistilahkan di dunia militer Barat sebagai infantry fighting vehicle
(IFV), yaitu kendaraan pengangkut personel infantri, namun dengan
kemampuan tempur yang mencukupi untuk melakukan gempuran terbatas atau
bela diri.
Salah satu ciri khas IFV seperti Marder adalah adanya
kanon atau meriam berkaliber kecil, yang untuk Marder dari kaliber 20 mm
Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis,
artinya peluru tidak perlu diisikan satu demi satu. Peluru yang
dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional,
penembus baja serta high explosive (HE) alias berdaya ledak tinggi. Hal
ini jelas tidak dimiliki oleh kendaraan angkut personel yang selama ini
dioperasikan TNI AD yaitu AMX VCI serta Alvis Stormer, yang hanya
dibekali senapan mesin berat kaliber 12,7 mm atau 7,62 mm.
Desain
interior Marder tak banyak beda dengan kendaraan tempur asal Eropa
sejenisnya. Pengemudi duduk di sisi kiri depan, sementara mesin berada
di sebelah kanannya. Di bagian tengah terdapat tempat untuk dua awak di
bawah kubah meriam, di mana komandan kendaraan duduk di kanan dan juru
tembak di kiri. Di bagian belakang terdapat ruang pengangkut enam
personel infantri yang duduk beradu punggung, bukan berhadapan.
Marder
ditenagai mesin disel MTU MB Ea-500 enam silinder berpendingin cairan
yang mampu menggelontorkan 600 tenaga kuda. Pada varian awal Marder,
mesin ini mampu membuat kendaraan dipacu hingga 75 km per jam di jalan
mulus. Namun pada varian berikutnya di mana sudah ada sejumlah
modifikasi yang membuat bobot kendaraan bertambah signifikan hingga
mencapai sekitar 35-an ton, kecepatan maksimalnya pun turun jadi sekitar
65 km per jam saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar