Pilot pesawat tempur merupakan aset penting, bagaimana tidak, untuk
Indonesia saja dana pendidikan seorang pilot militer selama 2 hingga 3
tahun akan memakan biaya sebesar hampir 10 miliar rupiah.
Seperti yang dikatakan oleh Nasrun Natsir, Dirut Bandung Pilot Academy, biaya sekolah penerbangan TNI AU jauh lebih mahal ketimbang sekolah penerbangan swasta. Untuk satu jam training menggunakan F-16 saja akan menghabiskan biaya 50 juta rupiah. Semuanya ditanggung dari kas negara.
Tingginya biaya sekolah pilot itu, karena TNI AU memakai peralatan dan fasilitas mahal dan lengkap. Ketika ada pilot militer yang tewas akibat kecelakaan pesawat jatuh seperti peristiwa Fokker 27 di perumahan Lanud Halim Perdanakusumah, Juni lalu, atau dalam laga pertempuran, negara mengalami kerugian.
Seperti yang dikatakan oleh Nasrun Natsir, Dirut Bandung Pilot Academy, biaya sekolah penerbangan TNI AU jauh lebih mahal ketimbang sekolah penerbangan swasta. Untuk satu jam training menggunakan F-16 saja akan menghabiskan biaya 50 juta rupiah. Semuanya ditanggung dari kas negara.
Tingginya biaya sekolah pilot itu, karena TNI AU memakai peralatan dan fasilitas mahal dan lengkap. Ketika ada pilot militer yang tewas akibat kecelakaan pesawat jatuh seperti peristiwa Fokker 27 di perumahan Lanud Halim Perdanakusumah, Juni lalu, atau dalam laga pertempuran, negara mengalami kerugian.
Kehilangan sumber daya pilot sangat merugikan, wajar jika sebuah negara mengirimkan pasukannya untuk menemukan kembali pilot mereka yang pesawatnya jatuh, bahkan di daerah musuh sekalipun.
Sekolah penerbang TNI AU biasanya berlangsung selama 18 bulan. Siswa lulus kemudian berlatih di kesatuan selama enam bulan. Setiap siswa kemudian diberikan pilihan sebagai pilot pesawat tempur, transportasi, atau helikopter. Mereka pun disiapkan lagi untuk latihan operasi perang, selama 6-12 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar