China segera akan menguji senjata anti-satelit baru yang bisa
menimbulkan ancaman besar bagi kemampuan pertahanan Taiwan. Menurut
sumber intelijen AS, rudal anti-satelit Dong Ning-2 berpotensi
menghancurkan satelit di orbit tinggi Bumi atau geosynchronous -
akan siap diuji coba bulan depan. Jika nantinya terbukti sukses, rudal
anti-satelit itu bisa melumpuhkan satelit AS yang salah satu tugasnya
untuk menginformasikan peringatan dini dari serangan terhadap Taiwan dan
satelit-satelit AS lainnya yang saat ini digunakan untuk melakukan
operasi/misi pertahanan.
The Washington Free Beacon, sebuah situs Web politis konservatif,
melaporkan pada Selasa (16/10) bahwa tes senjata anti-satelit China itu
telah ditunda "untuk menghindari upsetting" mengikuti pemilu
Presiden AS Barack Obama. "Penundaan China dalam melakukan tes sampai
setelah pemilu 6 November menandakan Beijing ingin "membantu" kampanye
pemilihan kembali Obama - itu berarti mereka lebih menyukai Obama
terpilih kembali," kata seorang pejabat AS yang mengutip dari sebuah
laporan intelijen. Namun pihak Intelijen dan militer China yang ditemui
oleh Taipei Times pada hari Selasa lalu menolak untuk mengkonfirmasi
atau menginformasikan perkembangan lebih lanjut dari rudal anti-satelit China ini.
"Rudal itu digambarkan oleh badan-badan intelijen sebagai interseptor
orbit tinggi-bumi yang dirancang untuk menghancurkan satelit dengan
hantamannya pada kecepatan tinggi," kata laporan itu. China telah
membangun kemampuan anti-satelit selama lebih dari 10 tahun, namun
pengujian rudal anti-satelit orbit tinggi-bumi merupakan suatu kemajuan
besar. Satelit navigasi dan komunikasi militer berada di orbit
tinggi-bumi antara 19.300 km sampai 35.410 km dari Bumi.
Tidak diketahui bagaimana pengujian akan dilakukan. "Para pejabat
pertahanan AS telah mengatakan bahwa dengan sedikitnya 24 rudal
anti-satelit, China akan dengan mudah melemahkan operasi militer AS
dengan mengganggu komunikasi global dan logistik militer serta dengan
membatasi sistem navigasi yang digunakan oleh senjata-senjata
berteknologi tinggi AS", kata laporan itu. Departemen Luar Negeri AS
memalui informasi Pentagon mengatakan kepada kepada Kongres pada awal
tahun lalu bahwa senjata anti-satelit China memiliki implikasi signifikan bagi upaya anti-akses dan area-denial terhadap AS di Selat Taiwan.
Dikatakan bahwa senjata China itu sedang dikembangkan untuk "memaksa"
militer AS keluar dari perairan Asia dan memberikan kesulitan bagi
pasukan AS untuk masuk ke wilayah tersebut guna membela Taiwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar