Jakarta
- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sengaja menggandeng Airbus Military
dalam kerjasama pengembangan pesawat jenis Cassa. Salah satu alasan itu
adalah karena Airbus Military memiliki kewenangan untuk menerbitkan
sertifikat EASA (European Aviation Safety Agency).
"Kita
(PT DI) selama ini membayar lisensi ke Airbus Military karena mereka
punya sertifikat EASA. Saat ini kita berubah dari pemberi menjadi
penerima lisensi dan kita share profitnya," ungkap Asisten Dirut PT DI
Sonny Saleh Ibrahim saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Kamis (7/11/2012).
Selama ini PT DI hanya bisa menerbitkan sertifikat FAA, dengan sertifikat ini pesawat yang diproduksi oleh PT DI tidak bisa dijual luas ke Mancanegara. Dengan adanya kerjasama diantara keduanya, otomatis PT DI mendapatkan 2 sertifikat yaitu EASA dan FAA.
"Mereka punya network nya, kita punya tenaga ahlinya," katanya.
Saat ini keduanya tengah pengembangkan pesawat NC212 untuk diupgrade dengan teknologi menjadi pesawat NC212. Bulan depan rencananya pesawat ini mulai diproduksi.
"Sekarang semua komponen termasuk mesin sudah ada di Bandung, bulan depan kita siap produksi. Butuh waktu 18 bulan untuk membuat 6 pesawat," tandasnya.
Selama ini PT DI hanya bisa menerbitkan sertifikat FAA, dengan sertifikat ini pesawat yang diproduksi oleh PT DI tidak bisa dijual luas ke Mancanegara. Dengan adanya kerjasama diantara keduanya, otomatis PT DI mendapatkan 2 sertifikat yaitu EASA dan FAA.
"Mereka punya network nya, kita punya tenaga ahlinya," katanya.
Saat ini keduanya tengah pengembangkan pesawat NC212 untuk diupgrade dengan teknologi menjadi pesawat NC212. Bulan depan rencananya pesawat ini mulai diproduksi.
"Sekarang semua komponen termasuk mesin sudah ada di Bandung, bulan depan kita siap produksi. Butuh waktu 18 bulan untuk membuat 6 pesawat," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar